Quantcast
Channel: "Fuck!" Say I
Viewing all articles
Browse latest Browse all 106

Belahan Dada, Anyone?

$
0
0
Gambar nemu di HDD Pektay, lupa ngunduh di mana. Tapi jelas bukan punya saya.

Secret makes a woman, woman
- Chris Vineyard/Vermouth dalam komik Detektif Conan

Ah, perempuan. Rasanya tak habis membahas mahluk ini, baik sebagai ibu, manusia, maupun identitas pribadi. Sudah dari sononya ia indah dalam tiap lekuk, diapresiasi oleh lawan jenis dan sesamanya sendiri, yang tiap jengkal tubuhnya adalah milik umum, masyarakat, norma, agama, etika, dan bukan miliknya sendiri. Selalu menarik untuk dikulik, hidup perempuan itu. Dan akan lebih menarik lagi memandang dan membicarakan belahan dada.

Awalnya adalah perayaan pembebasan tubuh perempuan di ranah internet lewat kompetisi #cleavageunite2 yang digagas @inemsipelayan. Jujur, saya suka. Saya penikmat dan pengagum tubuh. Dan saya bukan lesbian. Saya mengapresiasi tubuh perempuan yang sintal, montok dan empuk-kenyal sebagaimana saya mengapresiasi tubuh lelaki yang alot-liat, cenderung kasar dan berurat. Bukan apa-apa. Membentuk tubuh seperti itu usahanya edan, men! Mengingat kapasitas malas saya, sudah pasti saya nggak bisa ngikutin dispilinnya meskipun saya juga mau punya bodi keren kayak gitu.

Balik lagi, mengapa #cleavageunite2 ini menarik? Karena ya itu tadi, “hawa”nya kompetisi, keren-kerenan belahan dada perempuan, mengeksploitasi sisi iri/kagum mereka pada perempuan lain. Iri/kagum pada popularitas, bentuk tubuh, payudara yang menantang gravitasi, bentuk alis dan mata, nasib, tas baru, pakaian dan sepatu, pekerjaan baru, semuanya. Saya pun begitu, wong saya juga perempuan. Makanya sosok perempuan akan selalu tampil untuk iklan produk apapun, entah itu produk makanan, pisau cukur, mobil, perabot rumah tangga, peralatan bengkel, apapun. Karena perempuan yang akan selalu melirik perempuan lain, dengan pandangan cemburu maupun kagum, dan perempuan lah yang (konon) sering belanja impulsif. Dan siapapun yang berada di belakang akun @inemsipelayan layak masuk surga—jika ada—karena kepintarannya. Di satu sisi dia memberi hiburan bagi para lelaki. Di sisi lain dia juga memberi wadah bagi para perempuan untuk sejenak jadi dirinya sendiri, lepas dari kotak-kotaknya sebagai perempuan beragama Anu, pacar si Itu, putri Pak dan Bu Inu, dari keluarga suku Eta, bosnya/anakbuahnya si Onoh. Sebut saja jenis “kotak” yang dipakaikan manusia untuk manusia lain. Dan di sana lah—di hampir semua kotak yang ada—perempuan berada.

Namun satu hal yang membuat kening saya berkerut. Diantara sekian banyak parade faceless breasts mengintip saya dapati juga payudara setengah matang dari wajah polos beberapa bocah perempuan. Mengutip Herp Derp di 9gag—DAFUQ!

Coba search #RulesOfTantanganInem di twitter.com dan akan kamu dapati 14 peraturan yang salah satunya membatasi hanya untuk 18 tahun ke atas, sementara peraturan lainnya adalah tanpa bra, terlihat belahan dada, dan harus memakai atasan putih. Tapi ayo lah. Di internet orang bahkan nggak tahu kalau kamu sebenarnya seekor anjing, dan siapa juga yang akan mentahkikkan—verified—kamu sudah lewat 18 atau belum?

Saya nggak munafik. Iya, saya suka lihat perempuan seksi sebagaimana saya suka melihat Tante Monica Belluci dan berniat mengubah orientasi seksual saya menjadi lesbian asalkan beliau mau saya pacari. Tapi menurut saya foto-foto yang diunggah di sana mengandung konten bermuatan erotis—untuk tidak menyebut pornografi. Saya rasa—seperti halnya iklan rokok dan minuman berakohol yang harus melindungi kepentingan anak dibawah umur, minor—harus ada rambu-rambu sendiri untuk gambar-gambar seperti itu. Dan twitter tidak menyediakannya. Iya, hari gini siapa sih yang bisa membendung gempuran informasi tanpa batas di internet? Tapi seperti yang dibilang salah seorang ayah sambung saya, “nek ora iso nggawe resik, ojo nambahi reget”. Jika tidak bisa membersihkan, jangan nambahin kotor. Mungkin kita nggak ngerasa imbasnya, tapi coba luangkan waktu sebentar dan baca tulisan di sini. Bagaimana dengan anak-anak di bawah umur yang kepingin ngetop dan ikutan #TantanganInem #CleavageUnite2? Bagaimana dengan mereka yang mengakses gambar tersebut? Kita nggak tahu mereka, nggak tahu apa yang ada di benak mereka, dan nggak tahu apa yang terjadi setelah foto-foto tersebut terunggah. 

Saya nggak bisa ngasih solusi. UU APP pun bukan jawaban karena pasal-pasalnya sama sekali nggak mengakomodir perlindungan terhadap anak-anak namun melulu melindungi syahwat lelaki. Ini hanya bentuk kemirisan saya tentang betapa nggladrahnya kebebasan berekspresi yang tidak memikirkan efek terhadap orang lain. Saya juga belum punya anak, tapi saya pernah jadi anak-anak, berabad-abad lalu. Dan saat kanak-kanak, ketika saya masih sibuk main lompat karet, teman-teman lelaki saya cekikikan menunjuk rok teman perempuan atau Ibu Guru muda kami yang sedikit tersingkap atau dengan songongnya melongok tanpa malu-malu. Dan sekarang pun saya masih sering diceritai bocah-bocah SMP bagaimana mereka dengan bebas mengunduh 3gp amatiran di warnet untuk jadi teman merancap di kamar mandi.

Maafkan untuk kepedulian saya yang menggedor kesenangan kalian. Tapi kita masih manusia kan? Masih peduli sesama kan?

Selamat hari Rabu. Semoga hari ini kita tidak memperparah kerusakan yang sudah ada di dunia.

By the way, mau lihat sepasang belahan dada hasil saya searching #TantanganInem #CleavageUnite2? Silakan…







Viewing all articles
Browse latest Browse all 106